Sabtu, 24 Maret 2012




Jerat  Keputusasaan

Kini semua telah terpejam
Bersama kaki yang tertekuk
Bersama jiwa yang tlah rapuh berkeping
Tertindas jerat batin tak berujung
Rasa tertusuk ter enga, hanya secuil gores nadi
Semua telah lenyapkan kan sinar
Sinar yang menari lintang teteskan embun kedamaian
Awali esok dan akhiri senja bersama lambaian mentari
Sejuta angan kutuntun hempas dengan butir debu
Terbawa lari oleh sesal amarah bergendenderang

Kedua bola mata tak lagi sanggup teteskan
Benih kecewa yang tlah rangkul ketenangan tersimpan
Hanya berhembus datang tak bertegur sapa
Tak percaya akan semua berbayang – bayang ikuti ambang awan
Aku telah banting seluruh tulang hingga meraung
Telah belalakkan mata hingga tenggelam
Telah putar akal dan otak hingga kepala tak bermahkota
Ku juga serta tak lupa selalu merintih hiba pada sang yang maha cipta

Tapi apa?
Jawaban dusta yang menendang batinku
Musnahkan sejuta asa angan yang ku pupuk
Kecewa berayun dengan amarah
Ku rasa semua tak adil tapi ini lah sebuah jerat
Jerat keputusasaan ku